This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 30 Agustus 2012


                              

                                AKULAH PENENTU KEBESARAN HIDUPKU SENDIRI


           Kawan - kawan yang bertanya-tanya mengenai penghargaan orang lain yang tidak sesuai dengan harapan Kita, renungkanlah ini … Orang berkualitas yang dibayar rendah, bagai emas yang diperlakukan seperti kuningan, karena penampilannya yang belum indah. Maka berhati-hatilah dengan cara Kita mendandani dan membawa diri Kita. Karena, Emas yang salah taruh, akan dikira kuningan.

           Kawan yang merindukan ketegasannya untuk menguatkan diri di atas semua kesulitan yang dihadapinya, renungkanlah ini ... Jiwa yang kuat dan ikhlas belum tentu berlabuh dalam badan-badan yang lebih muda, yang lebih kuat, dan yang lebih sehat. Kekuatan jiwa adalah masalah keputusan. Kita memutuskan untuk kuat, atau tidak. Itu pilihan Kita. Bukan pilihan orang lain. Jangan harapkan orang lain, yang akan memutuskan apa yang harus Kita lakukan dengan berani. Ini kehidupan Kita. Keputusan kehidupan adalah keputusan pribadi. Putuskanlah dengan berani, Karena, Keberanian adalah bukti dari iman

Rabu, 29 Agustus 2012



                                                                      EPISODE 2
Seperti tertulis di episode yang lalu, episode 2 ini akan mengungkap Misteri Ramalan Tanah Jawa tentang adanya 7 Presiden berturut-turut di tanah jawa.
Ramalan ini saya dapat dari wartawan majalah “BANGKIT” saat mewawancarai saya dan diyakininya Ramalan itu ditulis R. Ngabehi Ronggo Warsito dari Kraton Surakarta, betul tidaknya saya tidak tahu. Dari 7 Presiden tersebut saya sudah mengungkap beberapa diantaranya, urutan 7 Presiden ini sepertinya tak boleh dibolak balik seperti yang saya lihat di suatu majalah dimana urutan ke 4 menjadi urutan ke lima dan sebaliknya urutan ke 5 menjadi urutan ke 4. Sebab masing-masing nama disitu mengandung makna sandi (Sanepo) dimana kejadiannya berurutan sesuai nomor urutnya sebagai berikut :
1.       SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO
Artinya Presiden pertama ini hidupnya sering dipenjara atau ditahanan namun namanya termashur atau terkenal melampaui zamannya.(BUNG KARNO)
2.       SATRIO WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR
Artinya Presiden kedua ini sangat ditakuti namun dia diakhir pemerintahannya menjadi terhujat.(SOEHARTO)
3.       SATRIO JINUMPUT SUMELO ATUR
Artinya presiden ketiga diambil begitu saja dengan kesepakatan untuk mengisi kekosongan sementara waktu. (B.J.HABIBIE)
4.       SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH
Artinya Presiden keempat ini dibatasi penglihatan matanya namun mampu menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang disebut orang dengan “Pluralisme”.(K.H ABDURRAHMAN WAHID / Gus Dur)
5.       SATRIO LELONO TOPO NGRAME
(Ayam ketika menetaskan telurnya disebut ngeram, ini biasanya dilakukan oleh ayam betina) Artinya Presiden ke lima ini adalah seorang perempuan dan sebagian besar hidupnya disumbangkan untuk menolong orang yang mendapat kesusahan, rakyat miskin dll yang sekarang dikenal sebagai pembela “Wong Cilik”. (Megawati Soekarno Putri)
6.       SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO
Artinya dimasa Presiden ke 6 ini banyak orang boyong (pindah) boyongnya bisa karena banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, lumpur, di gusur dll dan diakhir masa pemerintahannya akan ada kejadian luar biasa. (Susilo Bambang Yudhoyono)
7.       SATRIO PINANDHITO SINISIHAN WAHYU
Artinya Presiden ke 7 RI nanti adalah orang yang “Mumpuni”, bergelar Profesor doktor, ahli ilmu tata negara ( sehingga tak mudah dipermalukan seperti saat ini ), pernah jadi Menteri (eksekutif), jadi anggota DPR dan Pimpinan MPR (Legislatif) dan pernah jadi ketua Lembaga Tinggi Yudikatif. Dia juga berani , jujur dan tegas, ini dibuktikan dengan keberaniannya membuka rekaman pembicaraan Mafia Hukum di depan Pengadilan. Bahkan keberaniannya ditegaskan dengan kalimat “ kalau saya Presiden…..”

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA GMNI UNIK

                           

Merdeka . . . ! ! !

Salam Perjuangan dan sejahtera bagi kita semua, , , semoga kita semua berada dalam lindungan-NYA.

Sedikit saya akan ulas tentang berdirinya GMNI ( Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ) di Universitas Kadiri.

      Semua berawal dari ketidak sengajaan tetapi berdasarkan keinginan, jauh dari apa yang ada didalam fikiran saya. Masa - masa saya pada saat masih duduk dibangku sekolah menengah kejuruan dan kegemaran melihat berita.Dari situlah semua berawal pada saat itu saya melihat berita seorang mahasiswa dengan pandainya berargumen dan menanggapi isssu yang berkembang tentang persoalan bangsa.Kemudian Saya bertanya pada diri saya sendiri Bagaimana ya cara mahasiswa itu belajar,apakah yang diajarkan dibangku kuliah seperti itu,terus buku yang dipelajai apa saja ya dan yang paling penting bagaimana mahasiswa itu berbicara lancar dimuka umum.

        Sampailah pada saat saya mulai mendaftarkan diri diperguruan tinggi dikediri ( Universitas Kadiri ) dari keinginan saya setelah melihat mahasiswa diberita/acara debat mahasiswa dengan tokok bangsa itu Muncullah keinginan bagaimana saya bisa seperti mahasiswa itu dan yang ada difikiran saya kalau duduk dibangku kuliah diajari cara berargumen derdialog dimuka umum dan cew - cew nya juga cantik2, , ,hehehe

          Tapi ternyata sama sekali tidak seperti apa yang aku bayangin sedikitpun tidak ada yang sama dengan apa yang aku harapkan. dengan metode kuliah bangku kelas yang udah usang,mahasiswa satu angkatan cuma 9 orang dan tidak ada ceweknya lagi hahaha. . . dari situlah saya mulai berfikir dengan segala kekuranganku ( pemalu ) dan tuntutan lingkungan. Dimana jika seorang Mahasiswa maka dianggap orang yang pandai dalam segala hal maklum orang desa. ini yang menjadi motifasi saya untuk mencari wadah dimana saya belajar dunia luar baik dari wacana, mengenal lingkungan dan memahami persoalan bangsa. 

         Kemudian 2 bulan setelah kuliah saya diperkenalkan Nama GMNI dari Orang tua saya yang Kebetulan mengenal Ketua DPC GMNI Kediri. masuklah saya di GMNI dan Belajar sesuai apa yang menjadi impian saya seperti diatas dan akhirnya saya dipertemukannya dengan partner dari blitar HENDY ARY PRASTYO. Mungkin Temen - temen bertanya - tanya kenapa saya mau membawa GMNI di universitas Kadiri, ada beberapa hal yang menurut saya Universitas kadiri perlu melihat perkembangan kampus - kampus lain diluar sana,baik dari sisi kegiatan,aktifitas perkuliahan,dan yang paling penting perkembangan mahasiswa Universita Kadiri

             Inilah kawan - kawan motifasi saya dan partner saya kenapa saya mau membawa GMNI di kampus kita.Saya berharap suatu ketika dengan banyaknya mahasiswa yang tergabung dalam wadah GMNI dimana kita tidak lepas dari yang namanya diskusi/belajar tentang apapun yang bermanfaat bagi kita pribadi,orang tua maupun lingkungan.Meskipun saya tau betapa tidak mudahnya merekrut atau mempengaruhi temen - temen mahasiswa untuk melakukan aktifitas diskusi di GMNI. Dengan melihat iklim yang terjadi dikampus pada saat saya membawa GMNI kekampus dimana mahasiswa hanya disibukkan dengan nyangkruk,ngopi,dan bergurau dll.meskipun sebenarnya itu tidak salah.Tapi perlu diingat Bahwa kita adalah seorang Mahasiswa yang mana kita adalah tunas Bangsa,selain itu setiap UNIVERSITAS juga menganut yang namanya TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI , , ,what it is??? bahwa selain kita berkewajiban belajar secara akademik,kita juga harus berkewajiban mengabdi kepada masyarakat,mengadakan penelitian. . .Itu yang harus kita sadari.

            Maka dari itu saya bertekad pada diri saya sendiri apapun yang terjadi dan jika memang tujuan untuk membawa mahasiswa kearah yang seharusnya dilakukan seorang mahasiswa ini baik dengan wadah GMNI maka APAPUN YANG TERJADI DAN APAPUN YANG MERINTANGI DAN MENGAHLANGI TIDAK AKAN MENJADI SOAL.


            Demikianlah ulasan sedikit tentang awal munculnya GMNI di UNIVERSITAS KADIRI.dan saya berterimakasih banyak kepada temen - temen GMNI unik Yang Telah berupaya mengembangkan GMNI dengan berbagai macam inovasi dan kreativitas agar GMNI menjadi lebih baik lagi sampai dengan hari ini. . . . .

           Sekian terimaksi apabila didalam penulisan ini banyak sekali kesalahan dan menyinggung kawan - kawan pembaca saya mohon ma'f yang sebesar besarnya.

            MERDEKA . . . !!!

APALAH GMNI ITU. . .!!!
GMNI TIDAK MENJAMIN KITA MENJADI ORANG SUKSES. . .!!!
TAPI JANGAN MENYALAHKAN GMNI. . .!!!
TAPI SALAHKANLAH DIRI KITA MASING - MASING . . .!!! ]

PESAN SAYA. . . 
Aku Tahu Bahwa Batasku Bukanlah Langit

Batasku yang sesungguhnya adalah diriku sendiri. Ijinkanlah aku menegaskan diriku untuk tidak menyerah kepada rasa malas, agar aku tetap bekerja walau dalam kesedihan, dan agar aku tidak berpihak kepada dugaan-dugaan buruk yang hanya menjadikanku penunda. Tuhan, rahmatilah proyek pengembangan pribadiku hari ini, agar aku lebih cepat, agar aku tidak membatasi yang mungkin aku capai. Jika Kita berharap dalam tidur Kita malam ini, Tuhan membeningkan hati Kita dari penyesalan-penyesalannya, sehingga Kita bangun pagi sebagai jiwa yang damai yang penuh keramahan. Dan mulai besok pagi Kita akan memulai kehidupan yang bebas dari penyesalan, yang bersabar menghadapi kesulitan, dan yang damai dalam menanti hasil dari kerja keras Kita. Aamiin Janganlah tersinggung dengan komentar yang merendahkan pendapat, pengetahuan, atau kebijakan Kita. Penghormatan kita kepada ilmu dan kebijaksanaan sangat ditentukan oleh kedalaman pengertian kita. Orang yang dangkal pikirannya akan mengira samudera juga dangkal. Maka, pilihlah untuk mengasihaninya, daripada merasa kesal kepadanya. Orang dangkal komentarnya dangkal. Kita yang tahu bahwa Kita tahu, damailah dan tetap peliharalah kerendahan hati Kita. Janganlah kau hilangkan kasih sayang dalam upayamu membangun keberhasilan. Orang bisa menjadi kaya raya tanpa kasih sayang, tapi tak mungkin damai dan berbahagia. Orang bisa menjadi raja tanpa kasih sayang, tapi tak mungkin dekat dan dihormati oleh rakyatnya. Orang bisa menjadi tersohor tanpa kasih sayang, tapi pasti bersedih dalam kesendiriannya yang sepi. Kasih sayang adalah pemasti kebaikan hatimu di dalam kejayaan atau dalam masa-masa yang menguji kesabaranmu. Sekarang ... Tersenyumlah, dan rasakan bagaimana teduhnya rona wajahmu, jika hatimu penuh kasih sayang. Engkau yang tak mampu membendung kebesaran dari keinginanmu, resapilah ini ... Upaya untuk mencapai langit, menjadikanmu cemerlang. Upaya untuk membahagiakan hati sesama, menjadikanmu bijak. Dan jika kecemerlanganmu adalah untuk kebahagiaan sesamamu, engkau akan dibebaskan dari kesulitanmu, dibesarkan rezekimu, diharumkan namamu, diluaskan pengaruhmu, dan dibahagiakan dalam keluarga yang mesra dan rukun












Kamis, 09 Agustus 2012

Penyikapan konflik dalam dalam organisasi







 Ada kebenaran umum yang sering dipakai untuk menjelaskan konflik ini dalam kajian komunikasi. Katanya, konflik itu adalah konsekuensi dari interaksi. Kalau tidak berkonflik, ya jangan berinteraksi. Atau juga bisa diartikan, kalau masih punya kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia, mau tidak mau, kita harus siap menghadapi konflik.

Ada juga pepatah yang isinya mirip seperti kebenaran umum itu. Pepatah itu mengatakan, jika kita mengharapkan adanya seseorang yang jiwa dan raganya 100% sempurna seperti yang kita inginkan, karena kita mengkhawatirkan konflik atau lainnya, caranya simpel. Kita tinggal mengunci kamar dan tinggal sendirian di dalam. Dijamin pasti tidak akan pernah berkonflik dengan  manusia manapun.
 
Oleh Horney (Our inner conflict: 1945) dikatakan bahwa kebutuhan manusia itu pada dasarnya bisa digolongkan menjadi tiga di bawah ini:
1.  Kita butuh bergerak mendekati orang untuk mendapatkan cinta
2.  Kita butuh menjauhi orang untuk mendapatkan kebebasan dan kemandirian
3.  Kita butuh  menentang orang untuk menunjukkan kekuatan 
 
Meski penjelasan di atas nampak ekstrem atau sepertinya hitam-putih, tapi kalau melihat realitas kehidupan organisasi sehari-hari, baik dari skala paling mikro sampai ke paling makro, memang konflik itu lebih sering merupakan kenyataan yang sulit dihindari. Bahkan pandangan yang skeptik-pesimistik-nya mengatakan,  konflik itu keniscayaan. Kedamaian sendiri terkadang harus ditempuh dengan perang.
 
Secara spiritualnya, kita diajarkan untuk melihat konflik dengan dua penyikapan. Pertama, kita dianjurkan untuk menghindari berbagai hal yang memancing atau mengakibatkan konflik, sekuat tenaga kita. Orang Indonesia terkenal ramah, tepo seliro dan saling menghormati (katanya). Sebenarnya inti dari nilai itu ingin mengatakan bahwa konflik tidak berarti rusaknya tatanan keharmonisan dan persaudaraan, karena konflik itu hanya merupakan indikator adanya perbedaan yang perlu disinkronisasikan demi mencapai tujuan yang satu dan sama.   
 
Kedua, ketika konflik itu sudah tak bisa dihindari lagi, entah sengaja atau tidak,  yang perlu dijaga adalah jangan sampai salah arah hingga skalanya terus memanas dan akhirnya berubah menjadi permusuhan atau menimbulkan efek yang merusak, seperti misalnya permusuhan batin, baku hantam, dan seterusnya. Sekuat apapun organisasi itu di-back-up oleh resources, tapi kalau konfliknya di dalam terus memanas, maka organisasi itu akan kehilangan wibawa atau kekuatannya.
"Hindarilah perdebatan, walaupun anda benar, ketika itu ujung-ujungnya konflik, lebih-lebih permusuhan."
 
 
Tergantung Frekuensi dan Efek  
Meskipun konflik itu tetaplah konflik, tapi kalau dilihat dari efeknya, kita bisa membedakan sedikitnya menjadi dua. Pertama, ada konflik yang masih fungsional. Konflik dikatakan fungsional ketika materi yang konflikkan itu terkait dengan perbedaan tentang bagaimana memacu organisasi untuk lebih maju lagi.
 
Konflik fungsional masih menggunakan cara-cara beradab atau terbuka dalam menyikapi perbedaan sehingga masih bisa diambil sisi-sisi positif dari setiap perbedaan dan masing-masing pihak masih memiliki hubungan kemanusiaan yang harmonis. Berdasarkan praktek hidup, konflik disebut fungsional bukan karena konfliknya, tetapi lebih karena penyikapannya.
 
Kedua, ada yang sudah disfungsional. Konflik akan dikatakan sudah disfungsional ketika telah mengarah kepada penyerangan, pemboikotan, atau penghinaan antar anggota organisasi. Biasanya, konflik semacam ini terjadi ketika konflik itu sudah mendewakan kepentingan pribadi-pribadi di atas kapal organisasi, menempuh cara-cara penyerangan secara di balik layar atau melalui skenario keji. Pihak yang paling dirugikan pertama kali sebetulnya adalah organisasi.
 
Hal lain yang juga perlu dilihat dari munculnya konflik dalam organisasi adalah frekuensinya. Secara frekuensi, organisasi perlu melihat apakah konflik di dalam organisasi itu sifatnya masih temporal dan insidental untuk hal-hal tertentu atau keadaan tertentu ataukah memang sudah kronis. Kronis artinya terus menerus berlangsung atau sudah seperti penyakit yang tak sembuh-sembuh.
 
Secara logika bisa dikatakan bahwa ketika konflik itu masih temporal atau insidental, bisalah kita memahaminya masih dalam ambang wajar. Tapi kalau sudah kronis, mau tak mau, organisasi perlu memikirkan pemecahannya. Sebab kalau tidak, konflik itu mudah mengundang konflik lain ke tingkat yang sudah multi-dimensi.
 
 
Pemicu Konflik  
Apa yang membuat organisasi itu sangat rentan terhadap munculnya konflik? Secara superfisial (permukaan), atau bisa dikatakan sebagai sebab-sebab umum, konflik dalam organisasi itu sering dipicu oleh beberapa hal di bawah ini:
 
Pertama, definisi tanggung jawab atau tugas yang tidak jelas, tidak disepakati secara jelas, atau tidak dijalankan dengan jelas. Semua ketidakjelasan ini sangat merentantankan terjadinya tabrakan antarindividu dalam organisasi. Meskipun pasti tidak ada organisasi yang sanggup merumuskan seluruh tuntutan dan tugas secara tertulis, tapi pembagian tugas yang bisa dijadikan acuan individu untuk berperan tetaplah dibutuhkan.
 
Pembagian tugas pun terkadang tidak menjamin jika penjabarannya terlalu ketat atau belum sesuai dengan kebutuhan. Idealnya, dalam rumusan pembagian tugas itu tetaplah harus ada tugas-tugas yang bisa disebut mekanistik atau siapa mengerjakan apa secara definitif dan ada tugas yang bisa disebut organistik atau tugas-tugas yang perlu dijalankan berdasarkan cara kerja panggilan naluri dan nurani. Ini semua akan bekerja secara harmonis berdasarkan pengalaman dan proses.
 
Kedua, persoalan resources, baik itu uang, materi, fasilitas, ruang, dll. Semua organisasi pasti mengalami kekurangan sumberdaya. Persoalan ini tidak hanya soal kurangnya resources, tapi konflik juga bisa timbul kalau kelebihan resources. Kegagalan mengelola keterbatasan resources, bisa menimbulkan konflik. Misalnya, sanggup mengelola keterbatasan dengan tidak membuat program yang tak sesuai kapasitas dan ada yang programnya melebihi pasak daripada tiang. Sekedar catatan, program yang tak sesuai dengan resource sangat memicu konflik, meski belum tentu menciptakan konflik, tapi positifnya, bisa menghasilkan proses kreatif jika orang-orang bisa berpikir dan bekerja untuk organisasi, bukan untuk kepentingan diri sendiri.
 
Fasilitas yang melimpah ruah tidak menjamin hilangnya sumber konflik. Bahkan kalau merenungkan nasehatnya John Dewey, resource dalam arti materi, itu relatif tersedia untuk semua tingkatan organisasi. Yang justru sering krisis adalah ide atau gagasan untuk menggunakan internal resources manusia, misalnya tidak menggunakan kreativitias, inisiatif, kemampuan inovatif, daya tahan mental, dsb.  Kurangnya penggunaan resource potensi manusia itu yang akhirnya sering membuat organisasi benar-benar mengalami kerugian resource dalam arti materi.
 
Ketiga, ada self-interest yang sifatnya egoistik dari sebagian orang di dalam organisasi itu. Self-interest akan mendikte perilaku seseorang untuk melawan, mengalahkan, atau menolak kesepakatan bersama. Karenanya akan memicu konflik. Agar self-interest ini tidak muncul, maka organisasi dituntut untuk merumuskan program yang bisa mengayomi keinginan kolektif dan individu secara adil, bukan semata berdasarkan klaim.
"Organisasi dituntut untuk merumuskan program yang bisa mengayomi keinginan kolektif dan individu secara adil, bukan semata berdasarkan klaim."
 
 
Peranan Leadership  
Peranan kepemimpinan sangat vital. Selain berperan untuk mengelola berbagai faktor pemicu di atas, kepemimpinan juga berperan untuk menampilkan model dan kualitas kepemimpinan yang tidak mengundang konflik. Model kepemimpinan yang terlalu otoriter terkadang sama rawannya dengan model kepemimpinan yang terlalu demokratis.
 
Terlalu otoriter dapat menciptakan suasana ketegangan dan kebuntuan inisiatif. Tapi kalau terlalu demokratis, ini juga dapat memberi ruang kebebasan yang tanpa batas. Ketegangan dan keliaran sama-sama merawankan konflik. Karena itu sering dikatakan bahwa syarat kepemimpinan yang mendasar adalah kemampuan seseorang dalam memimpin dirinya lebih dulu (self-control).
 
Kepekaan kontrol akan memampukan seseorang untuk mengurangi yang berlebihan, menambah yang kurang atau menyesuaikan keadaan. Pada dasarnya, semua model kepemimpinan itu ada baiknya, asalkan digunakan untuk kondisi yang tepat, dalam porsi yang tidak kebablasan dan dijalankan oleh  orang yang visinya bukan untuk kepentingan pribadi.
 
Nilai–nilai universal, nilai kultural atau nilai personal yang dijadikan acuan dalam organisasi itu juga punya keterkaitan dengan konflik. Organisasi yang nilai-nilainya sudah menjadi budaya hidup akan lebih terhindar dari munculnya konflik yang sudah disfungsional atau kronis. Ini karena nilai-nilai itulah yang membimbing semua orang dalam organisasi.
 
Tetapi jika nilai-nilai itu hanya dijadikan "alat kepentingan" atau sekedar tulisan yang dipampang di tembok, biasanya wibawa nilai-nilai itu kurang dahsyat membentuk prilaku. Artinya, kepemimpin itu menuntut siapa saja untuk menjadi "man of value", bukan semata "man of interest". Karena itu, meminjam istilahnya Peter Senge (Learning Organization, Dr. Sue Faerman: 1996),  kepemimpinan dalam organisasi itu perlu berperan sebagai berikut:
1.  Designer: merumuskan apa yang perlu dilakukan,  mendesain pembagian tugas secara proporsional, adil, dan sesuai kompetensi orang-orang yang dimiliki
2.  Teacher : guru yang membina keahlian kerja dan membimbing pribadinya
3.  Steward : pemberi guidance dalam melaksanakan tugas atau dalam menyelesaikan masalah
 
Bagi Senge, ketiga peranan di atas adalah syarat untuk menjadikan organisasi sebagai tempat belajar bagi orang-orang di dalamnya. Belajar berarti mengubah diri untuk mengubah keadaan. Organisasi yang belajar menuntut individu yang belajar. Konflik akan relatif menjauhi individu yang belajar. Kalau pun konflik itu harus terjadi, biasanya tak sampai mengakibatkan kerusakan.
"Kepemimpin itu menuntut siapa saja untuk menjadi man of value, bukan semata man of interest".
 
 
Lebih Baik Ada Pemimpin
Ketika konteksnya organisasi, mau itu keluarga, usaha, sosial, atau negara sekali pun, kehadiran kepemimpinann sangatlah vital dalam mencegah konflik atau dalam mengarahkan energi organisasi untuk belajar dari konflik. Kenapa? Salah satu alasannya adalah, ketika manusia masuk dalam organisasi, biasanya yang paling menonjol adalah watak sosialnya.
 
Semua watak sosial manusia memiliki ciri yang sama, yaitu membutuhkan kehadiran orang lain yang membimbing, melatih, mengontrol, atau memimpin. Karena itu dikatakan bahwa organisasi itu akan lebih baik ada orang yang memimpin atau dianggap sebagai pemimpin, meski dia bukan sosok yang sempurna, ketimbang tidak ada pemimpinnya sama sekali.
 
Kita mungkin sudah sering mendengar cerita dimana ada sejumlah orang pintar yang ditugaskan untuk sebuah misi, namun akhirnya gagal mencapai tujuan dari misi. Mereka bertengkar karena masing-masing merasa menjadi pemimpin yang sama pintarnya. Tapi, giliran yang ditugaskan itu ada orang pintarnya yang menjadi pemimpin atau dianggap pemimpin oleh yang lain, ternyata hasilnya lebih bagus.  

Pertanyaan seorang penjahat



hai semua...????
perkenalkan aku seorang penjahat.,
yang lelah terdiam karena tiada pahlawan yang mampu bertindak adil
yang juga kecapaian melihat orang orang yang suka menilai orang lain
aku mencari seorang pahlawan..
ada yang tau tentang pahlawan..???
atau ada ngga yang tau tentang siapa itu penjahat..???
bagaimana rupa penjahat..???
bagaimana kelakuan penjahat..??
apakah orang yang banyak bicara itu penjahat..??
orang yang memebunuh juga disebut penjahat..???
atau mungkin musuhmulah yang kau sebut penjahat..???
mungkin sekelompok pencabul atau anak jalanann adalah penjahat..???
atau bahkan sang pendekte juga disebut penjahat...??
sebagian orang dan anak juga menganggap guru dan orang tuanya penjahat..,,
lalu seperti apa penjahat..???
atau memang ternyata kitalah penjahat itu..,,
menghianati orang lain,memusuhi orang lain,menjustifikasi orang lain
menegatifkan diri sendiri dan orang lain.,,

hei jangan diam saja..!!!
jawablah seperti apa penjahat..???
atau jangan jangan yang suka menilai orang lain juga penjahat,..???
terlepas dari positif atau negatif penilaian itu..
atau mungkin kalian yang diam saja juga penjahat...???
tiada berani menyatakan kesalahan orang lain agar dia beajar.,,
tuhan.....!!!
jawablah pertanyaanku...!!!!
pertanyaan seorang penjahat.,,